Sekitar Cerita Kota Depok
jika
ingin mengungkap tentang Depok. Terlalu banyak hal yang harus
diceritakan. Tidak hanya bisa diceritakan tentang asal-usulnya saja
tetapi juga kondisinya yang terkini
Tiga Puluh Tujuh Tahun sudah menetap di kota Depok banyak hal yang ingin
diketahui, baik itu sejarah asal-usul sampai bukti sejarah yang masih
tertinggal dan dapat dilihat.
Tulisan ini masih bersifat dangkal, jadi jika ada yang memiliki informasi lebih lengkap mohon dilengkapi.
Depok
tak asing buat saya, karena waktu saya kecil (± ketika itu kelas 2-3 SD
sekitar tahun 1976-1977) saya sering berkunjung ke salah satu kerabat
orang tua saya yang di Depok ( sekarang dekat gerbang masuk UI).
Ada
hal yang selalu menjadi pertanyaan saya ketika itu, jika sampai disana
kami selalu disana kami selalu disapa ingin ke tempat siapa, dan jika
menyebutkan nama kerabat tersebut, tetangga sekitarnya selalu mengatakan
mau kerumah Sinyo Depok (atau sering juga disebut Belanda Depok).
Ketika itu saya tanyakan ke orang tua saya kenapa teman ayah saya itu
disebut Sinyo Depok). Ketika itu saya tanyakan ke orang tua saya kenapa
teman ayah saya itu sebuah Sinyo Depok, kan wajahnya dan keluarganya
adalah orang pribumi hanya saja agak berbeda sedikit warna kulitnya
lebih putih (campuran Eropa)
Orang tua saya tak banyak memberikan keterangan karena hanya tahu bahwa kerabatnya sudah turun temurun tinggal disana.
Berlalu sudah sudah masa itu tanpa menemukan jawabannya karena banyak orang yang belum mengungkapkannya.
Setelah kepindahan ke Depok tahun 1993 mulainya mencari tau tentang Depok.
Begitu
besar peran Depok dalam sejarah, dimana ternyata telah terungkap dengan
ditemukannya bukti-bukti sejarah sejak jaman Pra sejarah seperti mentir
“Gagang Golok”, punden berundak “Sumur Bandung” dan masih banyak
lainnya.
Ada
beberapa tulisan pernah mengungkap bahwa pada abad ke-14 Depok menjadi
Front terdepan tentara Jayakarta saat berperang melawan Pajajaran,
dimana bisa dibuktikan dengan
Ø Masih terdapatnya nama-nama kampung menggunakan bahasa sunda seperti Serang, Cisalak, Karang Anyar
Ø Ditemukannya cincin kno peninggalan jaman Pajajaran di Nagela (tersimpan di museum Jakarta)
Ø Tahun 1709 Abraham Van Riebeck menemukan benteng kuno kerajaan Pajajaran di Karadenan.
Pengaruh
Islam pun diperkirakan masuk ke Depok tahun 1527 bersamaan dengan
perlawanan Banten dan Cirebon setelah Jayakarta direbut Verenigde Oost
Indische Companie (VOC).
Depok
yang kini telah memiliki 11 kecamatan begitu banyak mengungkap
bukti-bukti sejarahnya, diantaranya bukti peninggalan yang bisa
terungkap :
I. Keramat
bagi yang terletak antara Perumnas Depok I dan Depok Utara. Disekitar
tempat itu terdapat tujuh sumur dan bangunan kecil yang berisi senjata
kuno seperti keris, tombak dan golok.
II. Di
Pandak (Karadenan) terdapat masjid kuno yang merupakan masjid pertama
di Bogor Masjid ini dibangun Raden Safe’i cucu pangeran Sangiang
bergelar Prabu Surawisesa.
III. Di
bojong Gede terdapat makam Ratu Anti atau Ratu Mae-munah, seorang
prajurit Banten yang berjuang melawan Pajajaran di Kedug Jiwa.
IV. Di
Wilayah Kecamatan Tapos yang merupakan pengembangan wilayah Depok
(Kecamatan baru) ditemukannya makam dan cerita tentang kisah perjuangan
para pembangun dan leluhur Tapos depok, antara lain
1. Ki langkap Kapidatu, asal-usul nama Cilangkap, tahun 1460 (guru Sunan Kalijaga sebelum bertemu Prabu Siliwangi)
2. Asal-usul nama Sindangkarsa, Sukamaju Baru(mata air keinginan Petilasan Sunan Kalijaga tahun 1460)
3. Buyut dayung Lelana(eyang lembayung) sukamaju Baru
4. Asal-usul
nama Kebayunan (sejarah kanjeng Ratu Pembayun Leluhur Tapos di
kebayunan, salah satu penembahan Senopati Mataram tahun 1580)
5. Tahwos, asal-usul kata Tapos 1628
6. Makam
kanjeng Raden Santeriyuda, 1629 (wali Mahmudin, putra Sultan Agung
Mataram) dan istrinya Nyimas Utari Sandijayaningsih Tapos.
7. Makam Buyut Riin (Raden Reksobuwono) Tapos 1628.
8. Makam raden bagus wanabaya dan Tumenggung Upasanta, Kebayunan, 1628-1682
9. Makam ibu Ratu Ambo Mayangsari istri pangeran purbaya putra Sultan Abdul Fattah di Cimpaeun, 1688.
10. Makam Raden Panji Wanayasa putra Bagus Wanabaya di seru Jatijajar 1688.
11. Makam Tumenggung Surotani di Sukatani 1629 (pendiri wilayah sukatani)
12. Sejarah sumur Gedhe dan Teblong (ampaeun, kapitan Sukatani), lemah Duwur dan kepala kali Sunter 1700.
13. Sejarah Leuwinanggung dan Tubagus Pengeling 1700
14. Makam Buyut Kuningan (Santri Bethot) Cilangkap 1700
Untuk ceritanya dari para pejuang di Tapos akan dibahas tersendiri.
Depok
diera kolonialpun tak kalah punya cerita masih ada bukti sisa-sisa
peninggalannya sebeum cerita masa kolonial, akan lebih baik diungkap
dulu peninggalannya. Yang sebagian masih terlihat, antara lain :
1. Rumah Tua Pondok Cina (di lokasi Margo city, sekarang menjadi cafe kopi sempat menjadi cafe olala)
Pondok Cina merupakan daerah komersial strategis sejak tempo dulu.
Para pedagang etnis cina yang berkunjung ke Depok untuk berdagang kerap singgah di pondok milik Low Kwan Bo atau Nona Loen
Cikal bakal pemberian nama ini dipopulerkan masyarakat pribumi.
Sedangkan
Rumah Gedong tua yang di pondok cina (Margo City) milik seorang Tuan
tanah di pondok cina dan seorang kapitan cina. Anaknya Low Kwie Liong
sebagai pewaris kemudian mewariskan kepada Low Chiang Ang (anaknya Low
Kwie liong) karena Low Chiang Ang meninggal diGunung Burangrang, rumah
itu diserahkan kepada adiknya Low Chiang Ing. Tepat di belakang rumah
tersebut terdapat makam Kapitan , Low Kwie Liong dan beberapa
keturunannya. Dan tersisa pohon asam tua yang berada di sebelah rumah
gedong tua.
2. Situ Pancoran Mas (Pancoran Mas).
Sekarang
nama tersebut digunakan sebagai nama salah satu kecamatan yang ada di
wilayah depok. Di Pancoran Mas terdapat mata air yang tidak pernah
kering hingga kini. Nama ini berkaitan dengan masa lalu dimana mata air
tersebut ditampung dan dipancurkan kembali untuk digunakan untuk mandi,
cuci dan digunakan untuk memasak (hingga sekarang masih digunakan untuk
cuci dan mandi). Kata Pancoran Mas dinamakan demikian karena pada masa
itu pada pagi dan sore hari sinar matahari yang memantul ke kolam
penampungan dan mata air yang menembus diantara dedaunan yang rindang
menghasilkan warna keemasan pada permukaan kolam penampungan.
3. Cagar Alam atau Taman Hutan Raya Depok (Tahura)
Merupakan
cagar alam pertama di Indonesia , diresmikan sebagai cagar alam pertama
pada tanggal 31 Maret 1913 Gubernur Jenderal Idenberg.
Luas
wilayah cagar alam 6 ha. Wilayah ini tidak pernah dijamah /dimasuki
masyarakat, meskipun letaknya ditengah-tengah pemukiman. Keasliannya
masih terjaga.
4. Central Gardu Listrik Stasiun Depok
Listrik
yang dihasilkan selain untuk pemasok kereta listrik juga digunakan
untuk perumahan di kala itu. Central gardu listrik ini dibangun tahun
1900 an dengan ciri ArtDeco. Hingga saat ini gedung tersebut masih
terjaga dan digunakan sebagai cadangan listrik kereta listrik.
5. Seminarie (Sekolah Tinggi Theology)
Sekarang
dijadikan Gereja Pesundan Depok, merupakan institusi sekolah tinggi
pertama yang didirikan pada tahun 1878, sisa-sisa bangunan lama sudah
tidak kelihatan.
6. Eretan Ciliwung
Merupakan tempat penyeberangan kali Ciliwung dengan menggunakan getek bambu. Ini sarana perhubungan yang berumur sangat tua.
7. Gemeente Bestuur Depok sekarang Rumah Sakit ” Harapan Depok”
Merupakan Pusat Pemerintahan Depok di masa lalu, dari sini segala sesuatu diatur di bawah kekuasaan seorang Residen.
8. Kherkof (tempat pemakaman)
Dibangun memenuhi kebutuhan tempat pemakaman umum (TPU) orang Depok tempo dulu, dibangun tahun 1700 an.
9. Voetbal Veld (Lapangan Sepak Bola)
lDi tempat inilah para pahlawan sepak bola Depok berlatih.
10. De Eerste Kerk
Merupakan
gereja tertua di Depok, dibangun tahun 1700 an , telah mengalami
beberapa kali renovasi sehingga sudah kehilangan bentuk asli masa
lalunya.
Itu
hanyalah sebagian yang tersisa , karena kian hari peninggalan itu akan
musnah jika tidak di jaga dan dilestarikan . Untuk itu marilah kita
coba mengupas kembali bagian sejarah Depok di era Kolonial, supaya
segera tergugah untuk melestarikannya.
Marilah
kita menjadi pecinta sejarah bukan sekedar penikmat sejarah, di mana
jika menjadi pecinta sejarah maka kita akan menjaga dan melestarikannya
tetapi jika sebagai penikmat sejarah maka hanya sekedar tahu saja.
Depok
yang berasal muasal dari sebuah kata dari Koloni orang kristen
pribumi(Christelijke Gemente) yang disebut ” De Eerste Protestante
Organisatie van Kristenen” disingkat DEPOK,dan semboyannya “Deze Einheid
Predikt Ons Kristus” (Persatuan membawa kami mengenal kristus) yang
disingkat DEPOK juga. Inilah yang kemudian di kenal sebagai cikal ba
kal kata kota ” Depok”.
Cerita
Depok bermuasal dari seorang Belanda bernama Cornelis Chastelein
yaitu seorang anggota Dewan Hindia Belanda yang lahir di Amsterdam
tahun 1657 adalah seorang pejabat Pengadilan Tinggi (Raad Ordinair) yang
baik hati juga dermawan, memiliki tanah cukup luas mulai dari
Weltevreden (Gambir) sampai ke Timur di Meester Cornelis (Jatinegara)
dan Selatan dekat Buitenzorg (Bogor).
Pada
18 Mei 1696 Chastelein membeli tiga bidang tanah di hutan sebelah
selatan Batavia , di bilangan Mampang, Karang Anyar dan Depok yang
semuanya merupakan tanah-tanah swasta , ia membelinya seharga 700
ringgit.
Dengan
dibelinya tanah di Mampang, Karang Anyar dan Depok ia mulai menekuni
bidang pertanian di bilangan Seringsing(Serengseng). Ntuk menggarap
tanah itulah ia mendatangkan budak (para pekerja) dari Bali, Makassar,
Nusa Tenggara, Ternate, Jawa , Pulau Rote dan Filipina.
Menjelang
ajalnya pada tanggal 13 Maret 1714 Cornelis Chastelein menulis surat
wasiat untuk menghadiahkan budak-budak yang telah dimerdekakan dan
beragama kristen.
Di
dalam testamennya Chastelein juga mensyaratkan bahwa Tanah Depok untuk
selama-lamanya harus berada di tangan budak-budak dan keturunannya yang
pada waktu itu berjumlah 200 orang. Tanah Depok juga tidak boleh dijual ,
digadaikan kepada pihak luar. Didalam testamennya juga ditulis dilarang
bagi orang-orang Cina untuk tinggal di Depok. Larangan untuk
perdagangan madat dengan perjudian. Beranggapan orang-orang cina adalah
chastelein orang-orang jahat yang bakal membuat musnah orang Depok.
Selain menghibahkan tanah Depok diberikan juga 300 ekor sapi, 2 set gamelan, dan tombak bertaburan perak.
Chastelein
mendapatkan dua anak perempuan Maria dan Catharina dari pernikahannya
dengan dua orang budak asal bali. Untuk kedua anaknya itu dia mewariskan
tanahnya yang dinamakan weltevreden, kira-kira di tempat rumah sakit
militer di Weltevreden. Sedangkan tanah di Seringsing (Serengseng dekat
Lenteng Agung) diberikan kepada anak laki-lakinya Anthony (meninggal
muda tahun 1715)
Tahun
1705 chastelein pernah menulis buku berjudul “Invallende Gedagten Ende
Aan Merkingen over Colonien” yg berisi pandangan dan celaannya terhadap
politik saudagar dari VOC.
Pada
28 Juni 1714 cornelis chastelein meninggal dunia, meninggalkan bekas
budaknya yang telah melebur menjadi 12 marga yaitu Jonathans,Leander,
Bacas, Loen, Samuel, Jacob. Laurens, Joseph, Tholens, Isakh, Soediro dan
Zadoks. Marga itu kini tinggal 11 karena marga zadoks telah musnah.
Keturunan pekerja/budak yang dimerdekakan itu biasa disebut “Belanda Depok”.
Akhirnya
saya menemukan jawaban kenapa waktu saya kecil kalau berkunjung ke
kerabat orangtua saya selali disebut sinyo depok atau belanda depok,yang
ternyata adalah karena keturunan dari pekerja yang dimerdekakan oleh
cornelis chatelein.
Depok
sejak era kolonialpun telah dijadikan daerah otonom sendiri (1871)
yang diperintah oleh seirang Residen sebagai Badan Pemerintahan Depok
Tertinggi (Gemeente Bestuur Depok sekarang rumah sait “harapan depok”)
bukti peninggalan sejarah sebagai pusat pemerintahan otonomi Depok era
Kolonial.
Setelah
jepang menyerah kepada sekutu HEIHO dan PETA(Pembela Tanah Air)pun
dibubarkan. Dan setelah diproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia,
para pemuda Depok khususnya mantan dakan rapat di Jalan Citayam(sekarang
jalan Kartini). Hadir seorang bekas PETA(tole iskandar) dan tujuh bekas
HEIHO serta 13 orang pemuda depok lainnya.
Pada
rapat ini dibentuk barisan keamanan Depok yang berjumlah 21 orang
dengan komandannya Tole Iskandar. Inilah asal muasal perjuangan di
Depok.
Depok sekarang terus berkembang seiring dengan perkembangan jaman.
Depok
tak lagi sebagai tanah milik budak yang dimerdekakan. Depok kini sudah
menjadi kota yang mandiri yang memiliki 11 kecamatan dan merupakan kota
Administratif.
Kota
Depok ditetapkan sebagai Kota Administratif berdasarkan UU no.15 tahun
1999 tentang pembentukan kota madya TK II Depok yang ditetapkan pada 20
April 1999.
Kota Depok diresmikan pada tanggal 27 April 1999 bersamaan dengan pelantikan walikota saat itu Drs H. Badrul Kamal.
Momentum peresmian kotamadya ini dijadikan landasan bersejarah dan dijadikan hari jadi kota Depok.
Perkembangan
Depok janganlah mejadi cikal bakal penghancur kelestarian alam Depok
dan penghilangan atau pemusnahan bukti sejarah.
Dulu
ketika pertama menjejakan kali di Depok disekeliling terlihat nuansa
hijau pepohonan disepanjang jalan, dan kicau burung dipagi hari saling
bersahutan dialam liat, kini suasana itu telah hilang, kerinduan akan
kelestarian alam(adanya pusaka alam/tanaman tua peninggalan masa lalu
seperti pohon asam yang rindang sepanjang jalan di Depok tempo dulu dan
sangat terkenal akan ada lagi bukan pohon beton gedung bertingkat (mal,
apartemen, ruko) yang kian marak.
Dengan
tulisan ini sayapun ingin mengajak mari hijaukan kembali kota tercinta
Depok, kurangi asap kendaraan, gunakan hari libur sebagai hari bebas
kendaraab vermotor, gunakan kereta angin sebagai transportasi, kurangi
sejuta angkot dan kendaraan pribadi.
Untuk
anak-anakku dan adik-adikku warga Depok marilah CINTAILAH DEPOK sebagai
tanah air kita dengan memulai belajar sejarahnya, asal usulnya agar tak
lupa akan pepatah di mana bumi dipijak disana langit dijunjung artinya
dimanapun kita tinggal mulainya cari tahu dan cintai sejarahnya tempat
tinggal kita. Depok Untuk Selamanya (DEPOK FOREVER)
Bagaimana pendapat anda tentang Kota Depok .... ?
BalasHapusUtk alamat makam ki aling atau ki langkap kahfidatu mana ya...
BalasHapus